WPAP

29 Jun

       Buat kamu yang pernah muda di era 80 dan 90-an pasti kenal dengan yang namanya Lupus, tokoh fiksi karangan Hilman Hariwijaya, penulis ternama pada saat itu. Pada awal kemunculannya, Lupus adalah sebuah cerpen yang ditulis Hilman untuk majalah Hai di tahun 1986.
       Cerpen Lupus ternyata mendapat respon yang sangat bagus di kalangan remaja karena ceritanya yang lucu dengan karakter-karakter yang unik. Lupus kemudian dijadikan novel yang membuatnya terkenal hingga ke seantero Indonesia. Membahas tentang Lupus, rasanya tidak lengkap kalau tidak memperkenalkan ilustratornya yang telah menghadirkan Lupus secara visual ke pembaca. Dia adalah Wedha Abdul Rasyid, ilustrator di majalah remaja Hai pada saat itu.
       Profesi sebagai ilustrator sudah ditekuni Wedha sejak awal 70-an. Mulai 1977, ketika bergabung di majalah Hai, ia banyak membuat ilustrasi karya-karya fiksi Arswendo Atmowiloto. Di majalah inilah Wedha sering mengerjakan potret tokoh-tokoh dunia dari segala latar belakang seperti tokoh politik, musisi, seniman, atau pun tokoh-tokoh fiktif.
       Pada tahun 1990, Wedha memulai style baru untuk ilustrasi gambar wajah. Menurutnya, hal ini dikarenakan penurunan daya penglihatan karena usia yang telah mencapai 40 tahun sehingga sulit menggambar wajah dalam bentuk yang realistis dan detail. Wedha kemudian mencoba ilustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya. Gaya ini kemudian tumbuh dan semakin populer sebagai bagian dari gaya pop art. Gaya ilustrasi ini kemudian disebut Wedha’s Pop Art Potrait atau disingkat WPAP. (Repost)

Tinggalkan komentar